@_thenewgrey
@_thenewgrey
KOMENTAR

THE New Grey dikenal sebagai sebuah gerakan bagi para lanjut usia (lansia) di Korea Selatan untuk mengeksplorasi gaya mereka untuk selalu terlihat muda, jauh dari kata “tidak berdaya”.

Berawal dari sekelompok influencer berusia 60 tahun ke atas yang menamakan diri mereka Ahjussi (Paman), yang menunjukkan eksistensi diri mereka melalui media sosial. Mereka mengekspresikan diri dan berpakaian dengan modis layaknya anak muda. Para Ahjussi bahkan membangun bisnis fesyen sendiri. Dari aktivitas merekalah gerakan The New Grey meluas.

Mereka menjadi contoh bagaimana gaya fesyen lansia bisa tetap modis sehingga meningkatkan rasa percaya diri. Para lansia tak segan mengenakan rippred jeans atau sneaker dan terlihat menawan dengan rambut abu-abu, lalu ‘wara-wiri’ di media sosial. Tak ayal, apa yang mereka lakukan menjadi pusat perhatian masyarakat.

Sebagai negara dengan populasi lansia yang bertambah banyak dengan cepat, The New Grey menjelma menjadi kesempatan kedua bagi para lansia untuk bisa bersemangat, bahagia, bahkan berdikari secara finansial.

Setidaknya dalam lima tahun terakhir, para lansia Korea Selatan telah menemukan ‘tujuan baru’ dalam hidup mereka. Berikut ini kisah di antaranya.

Ada Kim Chil Doo yang berusia 65 tahun, tidak minder sedikit pun saat mengikuti kelas modelling bersama para calon model muda bertubuh kurus di Seoul. Dia menjadi model senior pertama yang melakukan debut di Seoul Fashion Week tahun 2018. Dia mengaku, menjadi model adalah impiannya saat muda, namun dulu dia harus bekerja untuk menghasilkan uang.

Para lansia kini menghabiskan lebih banyak uang untuk diri mereka sendiri setelah selama beberapa dekade fokus menghidupi keluarga.

Pada tahun 2050, diperkirakan ada 71 orang berusia 65 tahun ke atas untuk setiap 100 orang berusia 15-64 tahun di Korea Selatan, naik dari hanya 17,3 per 100 pada tahun 2014, perkiraan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Develompent). Itu akan menjadikannya negara tertua ketiga di dunia setelah Jepang dan Spanyol.

Terlalu Berbakat untuk Tinggal di Rumah

Beberapa perusahaan dan pemerintah daerah berupaya memanfaatkan potensi generasi tua yang belum dimanfaatkan dan membantu mereka memulai babak baru kehidupan.

Cho Yong-min adalah seorang mahasiswa kebijakan publik di Universitas Princeton ketika dia mengajukan proyek pertukaran bahasa kecil antara pensiunan profesional Korea Selatan dan orang asing pada tahun 2014. Dia mulai merekrut relawan lanjut usia, menghubungkan mereka dengan mahasiswa jurusan Korea di Princeton dan Yale melalui Skype.

Menurut Cho, para lansia terlalu berbakat untuk bermain biliar dan bersantai setiap hari, padahal memiliki begitu banyak pengalaman sosial dan karier untuk dibagikan.

Pasar terbukti jauh lebih menjanjikan dari yang diharapkan, menarik pelajar, Korea-Amerika, dan basis penggemar global band dan penyanyi K-pop yang melonjak.

Pada 2017, Cho mendirikan startup bernama SAY alias Seniors and Youth yang kini memiliki lebih dari 50 instruktur aktif dan 500 siswa berbayar.

Inilah waktu terbaik dalam hidup

Di kota kecil lembah pegunungan Yeongju, pandai besi berusia 66 tahun Seok Noh-ki sedang mempertimbangkan untuk menutup workshopnya sampai kemudian homi (alat bajak tradisional Korea) buatannya laris manis di Amazon.com dan eBay Inc setelah dipromosikan di YouTube. Alat buatan tangannya sekarang menjadi salah satu dari 10 perangkat berkebun teratas secara global di Amazon.

Penjualan alatnya meningkat tiga kali lipat dan ekspor melonjak, membuatnya mempekerjakan lebih banyak pekerja—beberapa senior seperti dirinya, dan beberapa anak muda yang mungkin suatu hari akan mengambil alih bisnis.

Kasus-kasus seperti itu menggembirakan, kata para ahli, tetapi perlindungan sosial juga harus ditingkatkan untuk mengimbangi kecepatan penuaan, termasuk kebijakan berkelanjutan untuk menjamin tingkat pendapatan yang layak bagi manula.

Ji Byung-soo (77) telah menjalani kehidupan hemat menerima subsidi pemerintah yang hampir tidak membayar sewa sampai dia menjadi viral karena menyanyikan lagu Crazy dari Son Dambi dalam kontes menyanyi di televisi dengan gerakan yang canggung namun menarik ditonton lebih dari 2,7 juta kali.

“Hidup dimulai pada usia 70-an,” kata Ji, seperti dilansir Reuters.




Hari Pendidikan Nasional 2024: Semangat Ki Hajar Dewantara untuk Bergerak Bersama Mencerdaskan Bangsa

Sebelumnya

Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon